Friday, December 10, 2010

Ketika Nyawa Taruhannya

Kisah dan cerita cinta ini terjadi saat saya masih kuliah, ketika itu darah muda masih mengalir dengan derasnya, tatapan mata masih liar melirik ke segala arah pandangan. saya memiliki seorang teman yang memiliki wajah cukup menarik, namanya lucky. Begitu banyak cewek yang tak tahan dengan rayuannya, tak ada gadis yang tak mampu diraihnya. Tapi saat itu lucky mendapatkan tantangan dari seorang temanku lagi yang bernama tio. Tantangannya adalah mendapatkan seorang gadis jurusan keungan yang katanya sangat cantik dan sulit untuk dirayu. Lucky lalu menerima tawaran itu.


Setiap hari lucky selalu mendekati cewek yang memang berwajah cantik itu, tapi sang gadis selalu cuek kepada lucky, namun ketidak pedulian itu menambah semangat lucky, katanya "nah ini baru tantangan!!". Suatu ketika, lucky memberanikan diri mendekati sang cewek yang sedang bercanda dengan teman-temannya, selangkah demi selangkah lucky berjalan, tapi tiba-tiba saya dan teman-teman sangat terkejut ketika sang cewek menyiram wajah lucky dengan segelas air yang membasahi sekujur tubuh lucky. Wajah lucky memerah, ia menatap gadis itu dengan penuh rasa dendam dan kemudian berjalan perlahan meninggalkan sang cewek pujaannya. "Ingat rie!!bakal aku balas dengan yang lebih menyakitkan!!!, "kata lucky ketika berjalan disampingku.

Hari berganti hari, sudah hampir sebulan saya tak melihat lucky, tak ada yang tahu keberadaan lucky, ternyata sepi juga tanpa canda tawa dari seorang temanku itu "kataku dalam hati".

Saat itu Angin bertiup pelan menghembus helai rambutku yang sedang asik berbincang dengan teman-temanku, tapi kemudian sebuah gelas putih yang kuletakkan diatas meja terjatuh dan terhempas ke hamparan tanah, seorang temanku berteriak "oi lihat itu lucky!!!", aku lalu menatap ke ujung pandangan, ternyata benar itu lucky, tapi ia sedang berjalan dengan siapa? kutatap saat itu ia sedang menggandeng seorang gadis. Kutatap perlahan ia berjalan ke arah ku. "Hallo semua!!!", teriak lucky. Aku terkejut sangat terkejut, "bukannya itu cewek keuangan yang menyiram lucky?", tanyaku dalam hati. "Nih kenalin Ria", kata lucky sambil tersenyum. Si cewek lalu berkenalan dengan ku dan teman-temanku. Setelah agak lama berbincang, lucky lalu berkata, "eh gw ke kantin dulu ya", katanya yang kemudian tersenyum kepadaku, sebuah senyuman yang agak aneh, antara bahagia dan kemunafikan, ah tapi aku tak terlalu dengan hal itu, yang penting temanku sudah bahagia, pikirku.

Semenjak lucky dekat atau mungkin pacaran dengan cewek itu, lucky sangat berubah, dia jarang ngumpul lagi denganku dan teman-teman, dan terdengar pula kabar lucky sering clubbing dengan pacar barunya.

Saat itu sore menjelang hampir dua bulan hubungan pertemanan ku dengan lucky tak ada komunikasi, padahal lucky adalah sahabatku tapi mungkin ia lebih memilih pacarnya daripada sahabatnya yang cupu ini. lembayung bersinar dengan indahnya, matahari perlahan meredup burung-burung berterbangan pertanda akan datangnya malam. Hp ku berdering begitu kerasnya, memecahkan lamunanku, ketika kujawab "hallo", "hallo ini arie ya?", "ya ini arie, ini siapa ya?", "ini ria...kamu tahukan?", "ya aku tahu ria, tapi ada apa ya?", kamu pernah ngelihat lucky ga? soalnya ga ada kabar dari dia!?", "loh bukannya dia sering jalan ama kamu?, aku aja ga tahu dia ada dimana sekarang", "ou...gitu ya...ya udah deh makasih ya"...tut..tut..tut

Aku bingung, sangat bingung...ada apa dengan si lucky sebenarnya, aku lalu memberanikan diri mendatangi tempat dimana si lucky biasa nongkrong baru-baru ini. Saat itu jam di tanganku menunjukan angka 11 pertanda hari telah larut, tapi suasana masih sangat ramai saat itu ketika aku sampai di tempat yang disebut orang-orang "club" atau apalah. mataku mencari-cari sosok sahabatku itu, tak sekilaspun mataku berkedip...kutatap ke seluruh pandangan, tapi kemudian pandangan ku terhenti, aku melihat seorang lelaki yang sedang asyik bermesraan dengan seorang cewek sambil memegang segelas minuman, laki-laki itu mirip dengan sahabatku itu "lucky". Aku lalu berjalan ke arah laki-laki itu, ternyata benar dia lucky. "Eh lo rie!!!!, hahaha...ternyata lo kesini juga!!, nih minum, kata lucky menyambutku. "Ga ky, gw cuma mau tahu aja keadaan lo gimana, anak-anak nyariin lo", jawabku. "Gw ya gini-gini aja rie, yuk happy rie!!!", teriak lucky yang terlihat mabuk. "Ky...tadi ria nelp gw nanyain lo, ada apa ky?", tanyaku. Tapi lucky menjawabnya dengan wajah yang sedikit marah..."Ah mampus aja tu anak!!!". Aku terdiam, beribu tanya di hatiku, "ada apa sebenarnya ini?"

Esok hari ketika matahari telah bersandar di tahtanya, aku membuka mataku dan bergegas ke kamar mandi. Namun ketika aku baru saja hendak melemaskan seruluh tubuhku yang baru tersadar, hp ku berdering. Saat kutatap hp ku itu, kulihat nomor yang sama dengan ria, aku lalu bergegas menjawabnya. "Hallo", "Hallo rie, apa udah ada kabar dari lucky?", "hmm...aku ga tahu lucky ada dimana ria, ntar dah kalo udah ada kabar dari lucky aku kasih tahu", "Rie...besok aku boleh ngobrob ama kamu ga?", "ngobrol aja sekarang...kan sama aja", "ga deh besok aja aku tunggu di kantin", "ok deh...". Aku lalu mengambil segelas yang berisikan air putih lalu kuteguk minuman itu, gundah yang kurakan perlahan menghilang...aku sangat bingung ketika itu..."apa yang harus aku lakukan?". Hari terasa berlalu sangat cepat...malam telah datang, bintang-bintang bertaburan memancarkan cahayanya yang begitu indah. Aku lalu mengambil kunci motorku dan bergegas ke club tempat lucky kemarin.

Saat aku sampai di tempat itu, terlihat senyum nakal seorang gadis menggodaku, tapi aku tak peduli...aku mempercepat langkahku mencari lucky. Tapi ketika aku telah bertemu dengan lucky, jawaban lucky selalu sama, "mampus aja tu anak". Aku sangat kecewa, sedikitpun usahaku ini tak ada artinya. Aku lalu pulang dengan rasa gundah di benakku.

***
Rintik-rintik hujan terjun ke bumi bagaikan terbang tanpa sayapnya. Dingin sangat dingin, membasahi daun yang telah mengering, ketika itu pagi, aku sedang memetik gitar tua yang tak pernah lagi kebelai. Aku teringat janjiku ke ria. Aku lalu bergegas ke kampus, walaupun hujan masih berterbangan di helai-helai udara.

Aku kemudian sampai di kantin dengan baju yang sedikit basahtapi aku tetap tersenyum "hai ria, udah lama nunggu? sorry hujan tadi", kata ku kepada ria yang telah terduduk sendiri. "Ah ga papa rie, tapi kamu kehujanan gini...harusnya aku yahng minta maaf udah ngerepotin", jawab ria. "Katanya mau cerita?, cerita apa nie?", kataku sambil bercanda. "Rie sebenarnya aku kangen dengan lucky, dia ga pernah ngabarin aku lagi". "Wah kangen? knapa ga nelp si lucky aja?", "Udah tapi hp nya ga pernah aktif", "emang udah brapa lama sih?", "Semenjak....", kata ria yang kemudian terdiam. Rasa penasaran terus menghantuiku, "semenjak lucky punya pacar baru?", kataku sambil tertawa. Aku terkejut sangat terkejut ketika air mata menetes dari pipi cantik ria. "Ria kamu kenapa? kamu kok nangis, ada yang salah dengan ucapan ku tadi ya?", kataku gundah. "Lucky berubah semenjak tahu kalau aku hamil!!!", kata ria sambil tersedu-sedu. "Ha hamil!!!", kataku bingung. "Ya aku hamil rie...aku bingung", "apa orang tua kamu udah tahu?", "hmm...ya...mereka udah tahu". Aku terdiam, tak ada kata yang mampu kuucapkan...beribu bimbang kurasakan saat itu, seorang sahabatku...

Ketika malam datang aku bergegas ke tempat lucky, kutemui dia...saat aku meliat lucky, kutarik tubuhnya yang telah mabuk itu..."eh ky...lo kenapa sih...si rie berulang kali nanyain lo!!!", kata ku sambil berteriak. "Ah mampus aja tu anak!!!", jawabnya sambil membentak ku. "Brengsek lo!!!", kata ku sambil menamparnya. "Lo tahu kan dia hamil!!!!, tega amat lo!!!". Lucky terdiam sejenak kemudian tertawa dengan kerasnya...."ha...haa...haa...gw kan udah pernah bilang ama lo!!! tunggu aja balasan gw ke tu anak!!!", kata lucky sambil tertawa. "Tapi ga gini caranya luck!!!
, lo ngerusak anak orang", bentak ku. "Justru ini tujuan gw pacaran ama dia!!!...hahaha...", jawab lucky lagi. "Lo emang kelewatan...lo ingat luck, ntar lo nyesel". "Gw ga kan nyesel rie...gw malah bahagia...kok malah lo yang sewot sih...lo aja yang pacaran ama dia sana!!!", kata lucky yang menatangku. "Brengsek lo!!". Aku lalu menariknya ketika tangan ku hendak memukulnya, seorang lelaki berbadan tegap memelukku dan mengusirku dari club itu, perasaanku bercampur ketika itu, marah, sedih dan kecewa. Aku terjatuh ketika pria bertubuh besar itu mendorongku ke tanah yang terhiasi bunga cantik yang berwarna putih, kulihat tubuhku berada diatas kuntum bunga itu, kutatap bunga itu terlah rusak dan mati karena ku.

***
Esok hari ketika gundahku masih memaksa ku untuk berteriak, aku menenangkan diriku dengan temaku, sebuah gitar yang terbaring kaku disebelahku. Kupetik gitar itu dan kemainkan nada-nada indah yang sedikit menghiburku. Tapi tiba-tiba hp ku berdering, kuliat ternyata hanya pesan singkat. Aku pun tak peduli dengan itu...aku terus memetik gitar tua ku itu. Ketika aku perlahan bernyanyi, rasa penasaran timbul dari benakku, aku lalu membuka isi pesan itu, ternyata dari ria, aku lalu membacanya...

rie...tadi lucky nelpon aku, aku bahagia rie...akhirnya dia ngehubungi aku lagi...walaupun dia tetap dengan keegoisannya yang tak mau bertanggung jawab dengan bayi yang kukandung ini...dia dengan lancarnya bilang 'Gugurin aja tu anak, aku ga mau punya anak!!!"...aku bingung rie, daripada aku harus menggugurkan anak ini yang merupakan anugrah dari tuhan...lebih baik aku pergi darinya...
Aku terdiam merenungkan isi sms itu...tiba-tiba hp ku berdering lagi, sebuah sms lagi dari ria, aku lalu bergegas membaca isi sms itu...

aku ga tahan dengan cobaan ini rie...orang tua ku!!!aku udah membuat semuanya malu...mungkin ini adalah sms terakrih dari aku rie...makasih udah mau mengerti dan mendengar curhatan aku...aku titip lucky rie

Aku terkejut membaca sms itu...Apa maksud dari sms ini?!!!, apa ria senekat itu?!!!...aku lalu menghubungi ria, tapi hp nya ga aktif. Langkahku bergegas ke kampus...kucari teman-temanku...ternyata benar, teman-temanku sedang sibuk bercerita tentang ria, ketika itu 2 jam berselang setelah ria mengirim sms kepadaku, "Rie lo tahu ga? rie minum racun...sekarang dia di ugd...", kata tio. "Ha...bener tu!!!", "ya rie...", "yuk kita kesana"...kami lalu menuju rumah sakit tempat ria dirawat.

Air mataku tak mampu kebendung, menetes dari pipiku ketika melihat ria terbaring lemas diatas kasur yang beralaskan sprei warna putih itu. Tapi aku terkejut ketika seorang laki-laki tua menghampiri dan langsung menamparku, "Kamu yang namanya lucky ya!!!, brengsek kamu!!!", "Om tenang dulu...saya buan lucky, saya arie...", kataku sambil menahan rasa sakit di pipi ku. Ou rupanya laki-laki tua itu adalah ayah dari ria...ia lalu terdiam dan terduduk di lantai sambil menetesan air mata. "Maap...saya kira kamu lucky...laki-laki bangsat yang udah membuat anak saya seperti ini!!!", "ga papa om...", jawab ku. Ketika suasana terhening, terdengar pelan suara ria "Lucky...lucky...", aku semakin tak tahan dengan kepedihan itu...aku lalu meninggalkan teman-temanku dan ria, maksudku ingin mencari lucky. Aku menuju ke rumah lucky, tapi aku tak menemuinya...aku terus mencarinya ketika itu dengan penuh gundah tapi aku tetap tak menemuinya. Ketika malam datang, aku tahu dimana satu-satunya tempat aku bisa menemi si lucky...aku lalu mendatangi club itu lagi, ternyata benar...lucky telah ada disana...aku lalu menghampirinya..."Ky...lo harus ketemu nia!!!", "lo lagi rie...mak bapaknya aja ga ada nyariin gw, kok lo semangat amat sih!!!", sindir lucky. "Ky lo sebenarnya sayang ga sih ama si ria?", "Mana ada gw sayang ama tu anak!!! gw cuma dendam", "Ou jadi lo selama ini ga sedikitpun sayang ama dia?, gimana kalau dia udah ninggalin lo ky", kataku. "Terserah kalau dia mau mutusin aku, justru gw senang putus ama dia". "Gimana kalau dia ninggalin lo selamanya", kataku sambil menatap mata lucky. "Selamanya?!!", tanya lucky bingung. "Lo tahu...tadi pagi ria nekat minum racun karena lo!!!, kalau lo masih sayang ama dia, ayo ikut gw ke rumah sakit...tapi kalau lo ga mau juga ga papa", kata ku. Lucky lalu terdiam, aku lalu melangkahkan kaki ku perlahan. tapi tiba-tiba lucky berlari mengejarku "serius lo ria sekarang di rumah sakit?", "ya sekarang dia lagi kirtis!!!". Terliat air mata menetes dari pipi lucky, ternyata lucky masih menyayangi ria, tapi tertutupi karena dendamnya yang membuatnya khilaf. Kami lalu bergegas ke rumah sakit...di perlanan lucky bercerita kepadaku..."sebenarnya gw sayang ama ria, tapi...gw kesel ama kelakuan dia dulu itu...tapi gw ga balakan nyakitin dia lagi...gw mau kok tanggung jawab...", kata lucky dengan wajah yang bimbang.

Ketika kami tiba di rumah sakit lucky berkata lagi "Rie ntar lo yang jadi saksi kalau gw nikah dengan ria ya', kata lucky sambil bercanda, tapi tiba-tiba aku sangat terkejut ketika mendengar suara tangis yang begitu keras, lucky lalu berlari ke arah tempat tidur ria...lucky melihat ria sudah terbujur kaku...hanya sebuah senyum yang hampa menghiasi wajah ria...tangisan lucky tak mampu dibendungnya..."ria!!!maafin gw!!!gw mau jadi bapak dari anak kita!!!", kata lucky sambil berteriak...air matanya terus menetes tak henti membasahi bumi...lucky kemudian menggengam tangan ria...dikecupnya tangan yang sudah kaku itu...lucky terdiam sesaat ketika melihat tangan ria masih memegang kalung yang berhiaskan angka "L"...lucky lalu berjalan ke arahku..."gw nyesel rie...gw udah nyia-nyiain dia...kalung ini masih dia genggam sampai dia ningalin aku selama-lamanya...kalung ini pemberian aku rie, saat itu aku bilang ke ria , jaga kalung ini...kalung ini tanda cinta aku ke ria selamanya...", kata lucky sambil menangis. Aku hanya terdiam mendengar kata-kata lucky, tak ada yang mampu ku ucapkan...hanya air mata yang menetes dari pipiku...

Semua telah terlambat, saat dendam telah meracuni...penyesalan pun datang ketika nyawa telah menjadi taruhannya.

Monday, December 6, 2010

HuHu....

Nie la buah hati aq..hahax..aq syg die cgt2 deyh..hua3..aq xtw cmne leh syok kat die nie...mebi jodoh aq ngn die kowt...anyway aq epi dgn die..hahax..

Saturday, December 4, 2010

ArIe InI


Assalamualaikum...ari nie aq xtw nk smbng pasal pe...ermmm...aq cter bnde yg aq wt arinie larh...arinie aq bngkit tdow lmbt...saq bgon nk dkat pkol 10...mak n adk2 aq blik kampong sbub nak bedah kucing aq...so aq tinggal dgn sdara aq ni....aq bgon2 tgk mcg buah hati aq ajk aq on9...so aq cpt2 la on9...dh lme siot xchat ngn die kat fb..asyik mcg jerp...haha..sarapan pg td jiran aq tlg belikan...aq ngn sdara aq mkn roti cnai n nasi lemak...haha
sdara aq lg bgows bngkit tdow pkol 12 lobeh..haha..bodo tol dh xingt bulan ngn matahari la kowt...



Tgh ari aq men mcg ngn awek aq smpe kol 1.15..pas2 aq stop sbub nk solat..time 2 gak mak n adik2 aq dh blek bwk kucing aq yg bwu lepas kne bedah....aq ingtkn sekor je yg deme bwk..rupe2 nye yg len pown nyebok nk ikowt...ptotla aq ase sunyi je umh pg td..haha..kol 2.30 aq bkak tb..aq tgk tb7...lwk gler citer cine td...
haha..aq suh awek aq tgk gak cter 2...die pwn ckp cter 2 lwk...dh kol 3.30...aq dh ase ngantok...aq tdow n bngkit dh kol 5.30..haha..ase ltih sgt arinie pdhal bngkit lmbt..haha..pas2 aq solat asar..then aq tgk tb3 cter 'ajl pe bnde ntah...nsib taon nie bunkface msok separoh akhir...aq ykin bunkface leh msok final..amiinnn..ari nie a mkn mlm kat luar sbub mak aq xlrt nk msk..mak aq pwn ckp die dh jemu mkn kat rumah..hahaha





  Pas2 mlm aq ngn fmily aq g mkn kat kdai mamak yg bese kmi pegi...kat sne mmg mknannye...PERGH!!!mmg sdp bai wa ckplu...haha..aq cm bese la roti nan mnjdi kwjipan aq bile dtg ke kdai e2..haha..dn air mnuman yg slalu akn ku order stiap kali mkn d luar...haha..iaitu Nescafe ais...ermmmm..mmg sdp gler...aq mkn smpe knyg pd mlm 2...pas2 bpk aq bwk g The Store sbub mlm nie ade Offer 50%...mmg sonokla klo shopping...
aq sempat beli 2 helai T-shirt...hargenye pwn agk brpatutan..hahaadk aq plak ngade2..ari2 die dh beli...die dngki tgk aq beli bju bru..die pwn nk gak beli...nk sgt bgkn...haha...adk aq beli sluar jean slim straight ngn bju....kmi mmbeli blah smpe xsdo yg The Store dh nk tutop..haha..kmi pwn lps mmbeli twos g tmpt parking kereta n chow dri c2....best glew dpt shopping mlm nie...hahax...aq on9 fb smpe kol 4.45 pg..haha

k ar smpe snie je kowt...asssalamualaikum

Thursday, December 2, 2010

El NiNo

Fernando José Torres Sanz (born March 20, 1984) is a Spanish football player. He was born in the Fuenlabrada neighbourhood of Madrid and was the youngest player to play for Atlético Madrid and the youngest to become captain (at age 19). Nicknamed 'El Niño' (The Kid) for his youthful face, Torres is a striker for Spain and Liverpool. Torres scored 55 goals over 5 seasons in the Spanish top flight, with only Samuel Eto'o and David Villa scoring more in the same period. Torres also played two seasons in the second division where he scored 7 goals in 40 games.
In 1999, Torres signed his first contract with the club and at the end of the 1999–2000 season he was part of the first team. His next success was at the European Under-16 Championship in England in 2001, where he finished as the Player of the Tournament en route to Spain's victory. 
At the time, Newcastle United manager Bobby Robson was apparently informed of Torres' talent by a Newcastle scout.Robson, however, decided against a move for the Spaniard. Torres made his début for Atlético Madrid in the Vicente Calderón Stadium against Leganes and he scored his first goal for the club the following week, in a game against Albacete.
2002 saw Atlético Madrid returning to the first division of Spanish football. In his first season playing in the top division, Torres did not find the transition from second tier football too much of a hindrance as he scored 13 goals. Torres has been the top scorer for Atlético in La Liga for the past four seasons.He is the youngest player to play for Atlético Madrid and the youngest to become captain (at age 19).
In 2003–2004 Torres made further strides as he scored 19 league goals in just 35 appearances. He was also named as Atlético's club captain aged just 19. Atlético also improved, but were pipped for a UEFA Cup place on the final day of the season as they finished 7th behind Sevilla due to goal difference in the two team's head-to-head record (2-1, 0-2).
In this season Torres made his debut for the full Spanish national team on September 6, 2003 in a friendly against Portugal. His first goal for Spain came against Italy on April 28, 2004. At the end of the season Torres was chosen as part of the Spanish squad for Euro 2004. He only appeared as a late substitute in Spain's first two group games, but made the first eleven for the deciding game against Portugal. Torres hit the post in the 62 minute after Nuno Gomes put Portgual ahead on 57 minutes. Spain lost 1-0 and were eliminated.
Atlético's 7th place finish in 2004 did qualify them for the Intertoto Cup, giving Torres his first taste of European club competition. They made the final, but agonisingly lost on penalties, this time to Villarreal.
At his first ever appearance in a World Cup finals at the 2006 FIFA World Cup in Germany, Torres scored the final goal in a 4-0 victory over Ukraine with a volley. In the second group match, Torres scored twice against Tunisia, in the 76th minute for Spain to take the lead 2-1 and then again from a penalty kick in the 90th. Torres was dropped from the team for a friendly versus Romania in November 2006, but returned to the national side for the friendly against England in February 2007, a 1-0 win for Spain. After the World Cup Torres admitted that he turned down the chance to join Chelsea after the end of the 2005-06 season.
Again in 2007, Torres's future at Madrid was the subject of much speculation after Atlético's inability to secure a UEFA Cup spot. Arsenal, Chelsea, Liverpool and Manchester United were all linked with a move for the player. Following the end of the 2006-07 season, reports in the English media stated that Torres was the main transfer target of Liverpool.
The rumours reached such a fever pitch that Atlético president Enrique Cerezo made a statement saying "We've received no offer from Liverpool or any other club or player". However, a few days later new reports suggested that Atletico had agreed a deal with Liverpool for Torres, the fee rumoured was £20 million plus Luis Garcia. Then on 30 June Atlético announced agreeing a deal with Villareal to sign Diego Forlán (seen as a potential replacement for Torres).
On July 2 it was reported that Torres had cut short his holiday to fly back to Madrid to finalize the move. The next day Torres passed a medical for Liverpool and it was annouced that a farewell press conference would be held in Madrid the on 4 July to bid farewell to the Atlético Madrid fans. Later that day, Atlético officially confirmed his transfer to Liverpool on their website.
Torres will wear Liverpool's number 9 shirt, which has previously been worn by legendary Liverpool strikers Robbie Fowler and Ian Rush. It was revealed during the Liverpool press conference that the fee stood at £27 million. It has also been widely reported that Torres has taken a pay cut as part of the transfer. A drop from £103,000 a week in Spain, to about £90,000 according to The Times.
Torres made his official debut for Liverpool F.C. on July 17, 2007 during a friendly match against Werder Bremen. Torres scored his first goal for Liverpool F.C. on August 3, 2007 during a friendly match against Shanghai Shenhua, which was also his first start. Torres is Liverpool F.C.'s record signing. On August 11, 2007 Torres made his competitive debut for Liverpool F.C. against Aston Villa in a 2-1 win.
He scored his first English Premier League goal on his Anfield debut August 19th, in the 16th minute of the match against Chelsea running on to a Steven Gerrard pass he took the ball past Chelsea's defender Tal Ben Haim and slotted it into the Chelsea net, this silenced many critics including Aaron Williams, a biased Manchester United supporter and infamous media figure. The game ended 1-1 after a bad decision by Rob Styles who gave Chelsea a controversial penalty in the 62nd minute.

Wednesday, December 1, 2010

MaRiLaH kTe MeMbce

Cerpen Serpihan Kehidupan By Pipit - cerpen kali ini dikirim oleh salah satu teman cerita cinta yang bernama pipit. Yuk baca cerita menariknya...

Cerpen Serpihan Kehidupan By Pipit

Jalan yg getir penuh dengan kehampaan,ruang kekosongan tanpa cahaya setia menghiasi suasana,

Serpihan lara itu tak jua mereda selalu mengiringi perjalanan bersama takdir kehidupan,

Terkuak sebuah kehidupan dlm kefanaan,Banyak serpihan hati yang layu karena kuat dan kerasnya alur hidup ini.


Diantaranya terdampar dalam keterpurukan alur cerita kehidupan,

Oohh Tuhan berikanlah jalan kebaikan,

Mengapa Kau jadikan kelemahan ini adalah salah satu sifatnya..?

Rasa Syukur dalam kesabaran menyertainya.


Kesinambungan hidup ini iringilah dengan kesabaran dan keikhlasan selalu,

Krn semua itu tergambar seperti wajah kanvas yang lusuh,

layaknya lukisan abstrack dari sang pelukis yang handal,terkenal&berharga tinggi.


Ketidak sempurnaan&keterbatasan bersatu dalan kepasrahan,

Krn kesedihan dan luka yang membuai dalam gemelut asa ini tidak dapat beralih menjadi birunya langit,

Berikan tekad rasa menerima,sabar juga kerendahan,

Walau sebenarnya itu tdk mudah di kehidupan ini.


Bagaimanapun jua senyum menghiasi wajah polos,

dan keindahan dalam kelapangan sebuah penerimaan,

yg berselimutkan keikhlasan,keteduhan dan

kesabaran yg kan menyatunya dalam kehidupan.


Serpihan kehidupan merajut asa mendiami sukma

Terlukis indah dalam derai air mata kehidupan

biarkanlah semua itu mengalir dalam hidup

yg dimana akan menjd penguat dlm langkah

dan terbawa dlm pusaran abadi kesucian hati

Yg dimana derita itu kan menjdi singgasana penantian keridhoanNya.

--- The End ---

Pesan Tulisan : satu kunci kelapangan hati ialah "keridha'an" dari diri sendiri...
salah satu bentuk syukur, menerima, ikhlas, dan sabar...
berusaha untuk tetap memperjuangkan kesyukuran dari peluang yang lainnya.
dan kebaikan ada pada kalian..:)

JiWaNg KeJaP

Kisah dan cerita cinta ini terjadi saat saya masih kuliah, ketika itu darah muda masih mengalir dengan derasnya, tatapan mata masih liar melirik ke segala arah pandangan. saya memiliki seorang teman yang memiliki wajah cukup menarik, namanya lucky. Begitu banyak cewek yang tak tahan dengan rayuannya, tak ada gadis yang tak mampu diraihnya. Tapi saat itu lucky mendapatkan tantangan dari seorang temanku lagi yang bernama tio. Tantangannya adalah mendapatkan seorang gadis jurusan keungan yang katanya sangat cantik dan sulit untuk dirayu. Lucky lalu menerima tawaran itu.


Setiap hari lucky selalu mendekati cewek yang memang berwajah cantik itu, tapi sang gadis selalu cuek kepada lucky, namun ketidak pedulian itu menambah semangat lucky, katanya "nah ini baru tantangan!!". Suatu ketika, lucky memberanikan diri mendekati sang cewek yang sedang bercanda dengan teman-temannya, selangkah demi selangkah lucky berjalan, tapi tiba-tiba saya dan teman-teman sangat terkejut ketika sang cewek menyiram wajah lucky dengan segelas air yang membasahi sekujur tubuh lucky. Wajah lucky memerah, ia menatap gadis itu dengan penuh rasa dendam dan kemudian berjalan perlahan meninggalkan sang cewek pujaannya. "Ingat rie!!bakal aku balas dengan yang lebih menyakitkan!!!, "kata lucky ketika berjalan disampingku.

Hari berganti hari, sudah hampir sebulan saya tak melihat lucky, tak ada yang tahu keberadaan lucky, ternyata sepi juga tanpa canda tawa dari seorang temanku itu "kataku dalam hati".

Saat itu Angin bertiup pelan menghembus helai rambutku yang sedang asik berbincang dengan teman-temanku, tapi kemudian sebuah gelas putih yang kuletakkan diatas meja terjatuh dan terhempas ke hamparan tanah, seorang temanku berteriak "oi lihat itu lucky!!!", aku lalu menatap ke ujung pandangan, ternyata benar itu lucky, tapi ia sedang berjalan dengan siapa? kutatap saat itu ia sedang menggandeng seorang gadis. Kutatap perlahan ia berjalan ke arah ku. "Hallo semua!!!", teriak lucky. Aku terkejut sangat terkejut, "bukannya itu cewek keuangan yang menyiram lucky?", tanyaku dalam hati. "Nih kenalin Ria", kata lucky sambil tersenyum. Si cewek lalu berkenalan dengan ku dan teman-temanku. Setelah agak lama berbincang, lucky lalu berkata, "eh gw ke kantin dulu ya", katanya yang kemudian tersenyum kepadaku, sebuah senyuman yang agak aneh, antara bahagia dan kemunafikan, ah tapi aku tak terlalu dengan hal itu, yang penting temanku sudah bahagia, pikirku.

Semenjak lucky dekat atau mungkin pacaran dengan cewek itu, lucky sangat berubah, dia jarang ngumpul lagi denganku dan teman-teman, dan terdengar pula kabar lucky sering clubbing dengan pacar barunya.

Saat itu sore menjelang hampir dua bulan hubungan pertemanan ku dengan lucky tak ada komunikasi, padahal lucky adalah sahabatku tapi mungkin ia lebih memilih pacarnya daripada sahabatnya yang cupu ini. lembayung bersinar dengan indahnya, matahari perlahan meredup burung-burung berterbangan pertanda akan datangnya malam. Hp ku berdering begitu kerasnya, memecahkan lamunanku, ketika kujawab "hallo", "hallo ini arie ya?", "ya ini arie, ini siapa ya?", "ini ria...kamu tahukan?", "ya aku tahu ria, tapi ada apa ya?", kamu pernah ngelihat lucky ga? soalnya ga ada kabar dari dia!?", "loh bukannya dia sering jalan ama kamu?, aku aja ga tahu dia ada dimana sekarang", "ou...gitu ya...ya udah deh makasih ya"...tut..tut..tut

Aku bingung, sangat bingung...ada apa dengan si lucky sebenarnya, aku lalu memberanikan diri mendatangi tempat dimana si lucky biasa nongkrong baru-baru ini. Saat itu jam di tanganku menunjukan angka 11 pertanda hari telah larut, tapi suasana masih sangat ramai saat itu ketika aku sampai di tempat yang disebut orang-orang "club" atau apalah. mataku mencari-cari sosok sahabatku itu, tak sekilaspun mataku berkedip...kutatap ke seluruh pandangan, tapi kemudian pandangan ku terhenti, aku melihat seorang lelaki yang sedang asyik bermesraan dengan seorang cewek sambil memegang segelas minuman, laki-laki itu mirip dengan sahabatku itu "lucky". Aku lalu berjalan ke arah laki-laki itu, ternyata benar dia lucky. "Eh lo rie!!!!, hahaha...ternyata lo kesini juga!!, nih minum, kata lucky menyambutku. "Ga ky, gw cuma mau tahu aja keadaan lo gimana, anak-anak nyariin lo", jawabku. "Gw ya gini-gini aja rie, yuk happy rie!!!", teriak lucky yang terlihat mabuk. "Ky...tadi ria nelp gw nanyain lo, ada apa ky?", tanyaku. Tapi lucky menjawabnya dengan wajah yang sedikit marah..."Ah mampus aja tu anak!!!". Aku terdiam, beribu tanya di hatiku, "ada apa sebenarnya ini?"

Esok hari ketika matahari telah bersandar di tahtanya, aku membuka mataku dan bergegas ke kamar mandi. Namun ketika aku baru saja hendak melemaskan seruluh tubuhku yang baru tersadar, hp ku berdering. Saat kutatap hp ku itu, kulihat nomor yang sama dengan ria, aku lalu bergegas menjawabnya. "Hallo", "Hallo rie, apa udah ada kabar dari lucky?", "hmm...aku ga tahu lucky ada dimana ria, ntar dah kalo udah ada kabar dari lucky aku kasih tahu", "Rie...besok aku boleh ngobrob ama kamu ga?", "ngobrol aja sekarang...kan sama aja", "ga deh besok aja aku tunggu di kantin", "ok deh...". Aku lalu mengambil segelas yang berisikan air putih lalu kuteguk minuman itu, gundah yang kurakan perlahan menghilang...aku sangat bingung ketika itu..."apa yang harus aku lakukan?". Hari terasa berlalu sangat cepat...malam telah datang, bintang-bintang bertaburan memancarkan cahayanya yang begitu indah. Aku lalu mengambil kunci motorku dan bergegas ke club tempat lucky kemarin.

Saat aku sampai di tempat itu, terlihat senyum nakal seorang gadis menggodaku, tapi aku tak peduli...aku mempercepat langkahku mencari lucky. Tapi ketika aku telah bertemu dengan lucky, jawaban lucky selalu sama, "mampus aja tu anak". Aku sangat kecewa, sedikitpun usahaku ini tak ada artinya. Aku lalu pulang dengan rasa gundah di benakku.

***
Rintik-rintik hujan terjun ke bumi bagaikan terbang tanpa sayapnya. Dingin sangat dingin, membasahi daun yang telah mengering, ketika itu pagi, aku sedang memetik gitar tua yang tak pernah lagi kebelai. Aku teringat janjiku ke ria. Aku lalu bergegas ke kampus, walaupun hujan masih berterbangan di helai-helai udara.

Aku kemudian sampai di kantin dengan baju yang sedikit basahtapi aku tetap tersenyum "hai ria, udah lama nunggu? sorry hujan tadi", kata ku kepada ria yang telah terduduk sendiri. "Ah ga papa rie, tapi kamu kehujanan gini...harusnya aku yahng minta maaf udah ngerepotin", jawab ria. "Katanya mau cerita?, cerita apa nie?", kataku sambil bercanda. "Rie sebenarnya aku kangen dengan lucky, dia ga pernah ngabarin aku lagi". "Wah kangen? knapa ga nelp si lucky aja?", "Udah tapi hp nya ga pernah aktif", "emang udah brapa lama sih?", "Semenjak....", kata ria yang kemudian terdiam. Rasa penasaran terus menghantuiku, "semenjak lucky punya pacar baru?", kataku sambil tertawa. Aku terkejut sangat terkejut ketika air mata menetes dari pipi cantik ria. "Ria kamu kenapa? kamu kok nangis, ada yang salah dengan ucapan ku tadi ya?", kataku gundah. "Lucky berubah semenjak tahu kalau aku hamil!!!", kata ria sambil tersedu-sedu. "Ha hamil!!!", kataku bingung. "Ya aku hamil rie...aku bingung", "apa orang tua kamu udah tahu?", "hmm...ya...mereka udah tahu". Aku terdiam, tak ada kata yang mampu kuucapkan...beribu bimbang kurasakan saat itu, seorang sahabatku...

Ketika malam datang aku bergegas ke tempat lucky, kutemui dia...saat aku meliat lucky, kutarik tubuhnya yang telah mabuk itu..."eh ky...lo kenapa sih...si rie berulang kali nanyain lo!!!", kata ku sambil berteriak. "Ah mampus aja tu anak!!!", jawabnya sambil membentak ku. "Brengsek lo!!!", kata ku sambil menamparnya. "Lo tahu kan dia hamil!!!!, tega amat lo!!!". Lucky terdiam sejenak kemudian tertawa dengan kerasnya...."ha...haa...haa...gw kan udah pernah bilang ama lo!!! tunggu aja balasan gw ke tu anak!!!", kata lucky sambil tertawa. "Tapi ga gini caranya luck!!!
, lo ngerusak anak orang", bentak ku. "Justru ini tujuan gw pacaran ama dia!!!...hahaha...", jawab lucky lagi. "Lo emang kelewatan...lo ingat luck, ntar lo nyesel". "Gw ga kan nyesel rie...gw malah bahagia...kok malah lo yang sewot sih...lo aja yang pacaran ama dia sana!!!", kata lucky yang menatangku. "Brengsek lo!!". Aku lalu menariknya ketika tangan ku hendak memukulnya, seorang lelaki berbadan tegap memelukku dan mengusirku dari club itu, perasaanku bercampur ketika itu, marah, sedih dan kecewa. Aku terjatuh ketika pria bertubuh besar itu mendorongku ke tanah yang terhiasi bunga cantik yang berwarna putih, kulihat tubuhku berada diatas kuntum bunga itu, kutatap bunga itu terlah rusak dan mati karena ku.

***
Esok hari ketika gundahku masih memaksa ku untuk berteriak, aku menenangkan diriku dengan temaku, sebuah gitar yang terbaring kaku disebelahku. Kupetik gitar itu dan kemainkan nada-nada indah yang sedikit menghiburku. Tapi tiba-tiba hp ku berdering, kuliat ternyata hanya pesan singkat. Aku pun tak peduli dengan itu...aku terus memetik gitar tua ku itu. Ketika aku perlahan bernyanyi, rasa penasaran timbul dari benakku, aku lalu membuka isi pesan itu, ternyata dari ria, aku lalu membacanya...

rie...tadi lucky nelpon aku, aku bahagia rie...akhirnya dia ngehubungi aku lagi...walaupun dia tetap dengan keegoisannya yang tak mau bertanggung jawab dengan bayi yang kukandung ini...dia dengan lancarnya bilang 'Gugurin aja tu anak, aku ga mau punya anak!!!"...aku bingung rie, daripada aku harus menggugurkan anak ini yang merupakan anugrah dari tuhan...lebih baik aku pergi darinya...
Aku terdiam merenungkan isi sms itu...tiba-tiba hp ku berdering lagi, sebuah sms lagi dari ria, aku lalu bergegas membaca isi sms itu...

aku ga tahan dengan cobaan ini rie...orang tua ku!!!aku udah membuat semuanya malu...mungkin ini adalah sms terakrih dari aku rie...makasih udah mau mengerti dan mendengar curhatan aku...aku titip lucky rie

Aku terkejut membaca sms itu...Apa maksud dari sms ini?!!!, apa ria senekat itu?!!!...aku lalu menghubungi ria, tapi hp nya ga aktif. Langkahku bergegas ke kampus...kucari teman-temanku...ternyata benar, teman-temanku sedang sibuk bercerita tentang ria, ketika itu 2 jam berselang setelah ria mengirim sms kepadaku, "Rie lo tahu ga? rie minum racun...sekarang dia di ugd...", kata tio. "Ha...bener tu!!!", "ya rie...", "yuk kita kesana"...kami lalu menuju rumah sakit tempat ria dirawat.

Air mataku tak mampu kebendung, menetes dari pipiku ketika melihat ria terbaring lemas diatas kasur yang beralaskan sprei warna putih itu. Tapi aku terkejut ketika seorang laki-laki tua menghampiri dan langsung menamparku, "Kamu yang namanya lucky ya!!!, brengsek kamu!!!", "Om tenang dulu...saya buan lucky, saya arie...", kataku sambil menahan rasa sakit di pipi ku. Ou rupanya laki-laki tua itu adalah ayah dari ria...ia lalu terdiam dan terduduk di lantai sambil menetesan air mata. "Maap...saya kira kamu lucky...laki-laki bangsat yang udah membuat anak saya seperti ini!!!", "ga papa om...", jawab ku. Ketika suasana terhening, terdengar pelan suara ria "Lucky...lucky...", aku semakin tak tahan dengan kepedihan itu...aku lalu meninggalkan teman-temanku dan ria, maksudku ingin mencari lucky. Aku menuju ke rumah lucky, tapi aku tak menemuinya...aku terus mencarinya ketika itu dengan penuh gundah tapi aku tetap tak menemuinya. Ketika malam datang, aku tahu dimana satu-satunya tempat aku bisa menemi si lucky...aku lalu mendatangi club itu lagi, ternyata benar...lucky telah ada disana...aku lalu menghampirinya..."Ky...lo harus ketemu nia!!!", "lo lagi rie...mak bapaknya aja ga ada nyariin gw, kok lo semangat amat sih!!!", sindir lucky. "Ky lo sebenarnya sayang ga sih ama si ria?", "Mana ada gw sayang ama tu anak!!! gw cuma dendam", "Ou jadi lo selama ini ga sedikitpun sayang ama dia?, gimana kalau dia udah ninggalin lo ky", kataku. "Terserah kalau dia mau mutusin aku, justru gw senang putus ama dia". "Gimana kalau dia ninggalin lo selamanya", kataku sambil menatap mata lucky. "Selamanya?!!", tanya lucky bingung. "Lo tahu...tadi pagi ria nekat minum racun karena lo!!!, kalau lo masih sayang ama dia, ayo ikut gw ke rumah sakit...tapi kalau lo ga mau juga ga papa", kata ku. Lucky lalu terdiam, aku lalu melangkahkan kaki ku perlahan. tapi tiba-tiba lucky berlari mengejarku "serius lo ria sekarang di rumah sakit?", "ya sekarang dia lagi kirtis!!!". Terliat air mata menetes dari pipi lucky, ternyata lucky masih menyayangi ria, tapi tertutupi karena dendamnya yang membuatnya khilaf. Kami lalu bergegas ke rumah sakit...di perlanan lucky bercerita kepadaku..."sebenarnya gw sayang ama ria, tapi...gw kesel ama kelakuan dia dulu itu...tapi gw ga balakan nyakitin dia lagi...gw mau kok tanggung jawab...", kata lucky dengan wajah yang bimbang.

Ketika kami tiba di rumah sakit lucky berkata lagi "Rie ntar lo yang jadi saksi kalau gw nikah dengan ria ya', kata lucky sambil bercanda, tapi tiba-tiba aku sangat terkejut ketika mendengar suara tangis yang begitu keras, lucky lalu berlari ke arah tempat tidur ria...lucky melihat ria sudah terbujur kaku...hanya sebuah senyum yang hampa menghiasi wajah ria...tangisan lucky tak mampu dibendungnya..."ria!!!maafin gw!!!gw mau jadi bapak dari anak kita!!!", kata lucky sambil berteriak...air matanya terus menetes tak henti membasahi bumi...lucky kemudian menggengam tangan ria...dikecupnya tangan yang sudah kaku itu...lucky terdiam sesaat ketika melihat tangan ria masih memegang kalung yang berhiaskan angka "L"...lucky lalu berjalan ke arahku..."gw nyesel rie...gw udah nyia-nyiain dia...kalung ini masih dia genggam sampai dia ningalin aku selama-lamanya...kalung ini pemberian aku rie, saat itu aku bilang ke ria , jaga kalung ini...kalung ini tanda cinta aku ke ria selamanya...", kata lucky sambil menangis. Aku hanya terdiam mendengar kata-kata lucky, tak ada yang mampu ku ucapkan...hanya air mata yang menetes dari pipiku...

Semua telah terlambat, saat dendam telah meracuni...penyesalan pun datang ketika nyawa telah menjadi taruhannya.

FuCk

Born: 1995

Slipknot's mix of grinding, post-Korn alternative metal, Marilyn Manson-esque neo-shock rock, and rap-metal helped make them one of the most popular bands in the so-called nu-metal explosion of the late '90s. But even more helpful was their theatrical, attention-grabbing image: the band always performed in identical industrial jump suits and homemade Halloween masks, and added to its mysterious anonymity by adopting the numbers zero through eight as stage aliases. Add to that a lyrical preoccupation with darkness and nihilism, and an affectionately insulting name for their fans ("Maggots"), and Slipknot's blueprint for nu-metal success was set.

Slipknot were formed in late 1995 in the unlikely locale of Des Moines, IA; after some early personnel shifts, the nine-piece lineup settled around (in order from number zero to number eight): DJ Sid Wilson, drummer Joey Jordison, bassist Paul Gray, percussionist Chris Fehn, guitarist James Root, sampler/programmer Craig Jones, percussionist Shawn "Clown" Crahan, guitarist Mick Thompson, and lead vocalist Corey Taylor. The music scene in Des Moines wasn't much to speak of, and the band's big-time ambition was usually met with disbelief and ridicule, which provided the initial spark for its mostly anonymous stage visuals. On Halloween 1996, Slipknot self-released an album called Mate. Feed. Kill. Repeat., which began to build a buzz around the group once it found its way to several labels. It was picked up for distribution by the Nebraska-based -ismist label, and also caught the attention of Roadrunner Records, which signed Slipknot in 1997. Working with producer Ross Robinson, Slipknot recorded their official, self-titled debut album, which was released in 1999. They gradually built an audience through near-constant touring, working their way up to the summer Ozzfest package tour, which really expanded their audience. Their live shows were a much-discussed hit with metal fans, and the band performed with such energy that Crahan gashed his head open on his own drum kit twice that summer, requiring stitches both times. The tracks "Wait and Bleed" and "Spit It Out" got the band some airplay, but most of the buzz came from touring and word of mouth. Finally, in the spring of 2000, Slipknot was certified platinum; the first such album in Roadrunner's history.
The anticipation for Slipknot's follow-up was intense, and many industry observers predicted that it would debut at number one; however, faced with some stiff competition that week, the band's sophomore effort, Iowa, bowed at number three upon its release in 2001. More heavy touring followed, including another, more prominent slot on that summer's Ozzfest. After a long spell on the road, Slipknot took a break while the members worked on side projects. The band set up its own label, Maggot Recordings, and signed a band called Downthesun, whose lead singer had served as Crahan's drum technician. Wilson, meanwhile, began DJing solo under the name DJ Starscream, and Root and Thompson both worked on solo material. Drummer Jordison worked with a side group called the Rejects, where he'd actually served for quite some time as guitarist. Taylor, meanwhile, started a side band called Superego, and also contributed a solo song, "Bother," to the soundtrack of the 2002 blockbuster Spider-Man. That May, the band got some amusing press when some of its fans discovered the website of a British crocheting group also called "Slipknot," and flooded the members' in-boxes with excessively rude e-mails.

Guitarist Joey Jordison and Static-X guitarist Tripp Eisen teamed that summer for the Murderdolls project, while Taylor re-formed his old band Stone Sour and released an album. By the winter, Slipknot had still not reunited and Taylor wrote a commentary on the band's website stating that they had not spoken in months, and that they'd rather break up than become "the next Gwar." The statement sparked a quickly resolved mini-feud between Taylor and Gwar frontman Oderus Urungus. but it also sent many of the Maggots into a tailspin. By early 2003, Taylor had retracted his comments, and announced plans for a new Slipknot album. That August the entire squad decamped Iowa for L.A., where they began work on the new record with producer Rick Rubin. "Pulse of the Maggots" appeared in early 2004 as an exclusive download; it was followed by a full track listing for Vol. 3: The Subliminal Verses. Slipknot then embarked on a brief tour as a warm-up for their dates headlining Ozzfest that summer. (The group also debuted a fully redesigned third generation of their famous masks.) Subliminal Verses was released in May 2004. It peaked at number two on the Billboard 200, and the band toured steadily for the next year and a half in support. They released a two-disc live album in November 2005, followed by a slew of side projects (Taylor and Root formed Stone Sour, while Jordison sat in with Ministry and Korn) before releasing their fourth full-length album, All Hope Is Gone, in 2008. Slipknot made a number of festival appearances during summer of the following year, and also embarked on their All Hope Is Gone world tour. On May 24, 2010, the body of bassist Paul Gray was discovered by a maintenance worker in an Urbandale, IA, hotel room; Gray was 38 years old at the time of his death. Steve Huey, Rovi